Salam Komunitas Aikido

Salam dan terimakasih telah berkunjung di website :: Aikido Link ::

Para komunitas Aikido yang selalu aktif online di dunia maya, praktisi aikido dari penjuru dunia, dan pengamat seni beladiri khususnya pada negeri ini agar menjadikan media ini sebagai link atau referensi, pada website ini mencakup topik aikido diantaranya teknik, filosofi, sejarah, para pemula, iklan dan lebih banyak lagi.


Senin, Desember 07, 2009

Sponsor - Get VCD Martial Arts


Get VCD collection of martial arts and a free eBook on this website. We only distribute a martial material useful technique for the lovers of martial arts especially and observer or hobby in general, with VCD quality which in terms of picture still looks good, as for the cover picture shown on the DVD logo merely to give a quote to enthusiasts. Please Visit: VCD Martial Arts Thanks

Selasa, Juni 23, 2009

AIKIKAI FOUNDATION

Doshu Chronology

Morihei Ueshiba 1883-1969
1883
Born on December 14 in Tanabe city, Wakayama Prefecture, Japan.
1912
Moves to Hokkaido Prefecture and meets Sokaku Takeda, learns Daito-ryu Aiki-Jujitsu.
1919
Meets O. Deguchi of the Omoto Sect in Ayabe, Kyoto.
1927
Moves to Tokyo with his family and begins teaching the Way of Aiki.
1960
Receives the Shiju Hosho Medal from the Japanese government.
1969
Passes away on April 26, at the age of 86.



Kisshomaru Ueshiba 1921-1999
1921
Born on June 27, in Ayabe.
1946
Graduates from Waseda University, Faculty of Economics and Political Science.
1956
Gives the first demonstration and starts to teach Aikido to the public.
1957
Publishes the first textbook AIKIDO.
1969
Assumes the title of Aikido Doshu.
1995
Receives the Zui Hosho Medal from the Japanese government.
1999
Passes away on January 4, at the age of 77.


Moriteru Ueshiba 1951-
1951
Born on April 2, in Tokyo.
1976
Graduates from Meiji Gakuin University, Faculty of Economics.
1996
Becomes General Director of the Hombu Dojo.
1999
Assumes the title of Aikido Doshu.


Sumber: http://www.aikikai.or.jp

Sejarah Aikido di Indonesia



PERIODE 1970-1980
Menurut informasi yang cukup dapat dipercaya, Aikido masuk ke Indonesia sejak sekitar 1970-an. Melalui para alumnus Jepang warga Indonesia memperkenalkan Aikido secara sporadis dan sendiri-sendiri.Tidak ada catatan jelas perkembangan Aikido pada masa ini.

PERIODE 1980-1990
1984 mulai ada inisiatif untuk meng-organisasikan perkembangan Aikido, maka dirintislah Yayasan Indonesia Aikikai. Pada bulan Februari 1986 merupakan rapat resmi YIA pertama untuk pembahasan AD-ART Yayasan.
Sampai dengan 1986, secara umum dojo Aikido hanya terdiri 3 dojo (Slipi-Kemanggisan, Menteng dan Manggarai) di Jakarta dan 1 di Surabaya. Pelatih aktif terdiri dari Mansyur Idham, DAN 1; Achmad Mahbub, DAN 1 dan Surabaya diwakilkan pada Prawira W, KYU 1.
1987, lahirlah 7 orang Yudansha pertama (Dan I) di Indonesia, termasuk Sensei Ferdiansyah. Regenerasi kepemimpinan pelatihan terjadi, yang mana Bapak Mansyur Idham mulai surut aktifitasnya (aktif 3 tahun, sejak 1984) di aikido dan berpulangnya Bpk. Ahmad Machbub ke Rahmatullah.
Sejak 1988, Koordinator Kepelatihan dan pelaksanaan Ujian Kenaikan Tingkat dipercayakan kepada Ferdiansyah. Dan Ketua Umum YIA diamanatkan kepada DR. Dono Iskandar.
1990, didatangkan pelatih professional untuk pertama kali dari Jepang melalui program JOCV – JICA, Hiroaki Kobayashi, Dan III untuk selama 2 tahun.

PERIODE 1990-2000
Dojo Percontohan yang dikembangkan Sensei Ferdiansyah mulai terbentuk lebih solid, yang untuk pertama kali dikembangkan di kalangan kemahasiswaan (terdiri dari 3 dojo). Perkembangan dojo: dari 4 dojo di seluruh Indonesia menjadi 12 dojo (1 dojo Bandung, 1 dojo Surabaya, 1 dojo Sumbawa, 9 dojo Jakarta).
1993, Sensei Ferdiansyah, Dan III (setelah aktif mengembangkan 7 tahun, sejak 1986) meninggalkan YIA dan mengundurkan diri dari segala inisiatifnya mengembangkan YIA, sebagai koordinator kepelatihan dan Penguji utama pelaksanaan ujian. Dimana sebelumnya secara berturut telah pula mengundurkan diri: Prawira W (Surabaya) dan Dono Iskandar (Ketua Umum YIA).
1994, yayasan KBAI resmi lahir dan Perguruan Aikido Indonesia yang dipimpin Sensei Ferdiansyah bernaung di dalamnya. Perguruan Aikido Indonesia, KBAI tercatat di Dojo Finder mewakili Indonesia satu-satunya.
1999, Perguruan Aikido Indonesia-KBAI diakui satu-satunya mewakili Indonesia menghadiri perhelatan besar Aikido di Jepang. Acara pertemuan pemimpin organisasi dari berbagai negara untuk hadir dalam penobatan Doshu (Pemimpin Dunia) Aikido, Indonesia diwakili Sensei Ferdiansyah, Dan IV.

PERKEMBANGAN SAMPAI DENGAN 2007
Perkembangan aikido terbantu dengan film-film Steven Seagal sejak tahun 1992. Dan sejak 1996, Aikido cukup marak berkembang terutama di Jakarta. Kepopuleran Aikido berdampak juga pada minat orang untuk berbisnis dan berdagang pada lingkup aikido, termasuk pada bidang keilmuannya. Hal yang memprihatinkan adalah sejak tahun 2000, begitu banyak dojo berkembang tanpa akar jelas dengan keabsahan legitimasi dan mutu pelatihnya yang patut dipertanyakan. Hal ini tentu akan memberikan dampak pada penggambaran Aikido yang salah di masyarakat awam.

Adalah hak masyarakat untuk memilih dan berhati-hati dalam memilah apa yang dipilihnya untuk kemudian ditekuninya. Fondamen atau dasar yang salah akan menghasilkan landasan yang lemah, akibatnya dalam bidang keilmuan tentu akan memberi arah yang dipastikan salah. Padahal, apa yang kita tekuni akan berdampak pada pembangunan diri dan pengembangan kemampuan diri kita dikemudian hari. Jika hal ini tidak dianggap penting tentunya itu juga suatu pilihan masyarakat itu sendiri.

Sumber: www.aikidoindonesia.com

Sejarah Aikido


Asal-usul Aikido modern dapat di telusuri ke abad 9, pada jaman feodal di Jepang. Tehnik-tehnik ini adalah berawal dari Pangeran Teijun, anak ke 6 dari Kaisar Seiwa (850-880) dan diturunkan dari generasi ke generasi dari keluarga Minamoto. Pada waktu generasi berikutnya, teknik-teknik itu akhirnya diberikan pada Shinra Saburo Yoshimitsu, adik laki-laki Yishiie Minamoto. Yoshimitsu adalah seseorang yang mempunyai bakat dan kemampuan yang hebat. Konon sejarahnya berkata bahwa Yoshimitsu mengembangkan banyak teknik-tekniknya dengan mengawasi seekor laba-laba yang dengan ahlinya menjebak serangga yang besar ke dalam sarangnya yang halus. Kemudian Yoshimitsu menamai tehnik-tehnik temuannya dengan nama Daito-ryu Aikijutsu (diambil dari nama rumahnya "Daito Mansion" dan mengambil nama dari sistem Aikijutsu karena dasar dari tehnik ini adalah dari Aikijutsu).

Teknik Daito-ryu ini disampaikan secara rahasia kepada anggota-anggota keluarganya dan pembantu-pembantu, dimana akhirnya mencapai Sokaku Takeda (1859-1943), yang kemudian memainkan peran yang penting dari dasar-dasar Aikido yang modern. Sistem Daito-ryu yang diberikan kepada Sokaku Takeda, jelas berbeda dari yang diajarkan beribu-ribu tahun sebelumnya. Seni bela diri yang dipelajari oleh Takeda tidak diketahui kecuali bahwa latihannya dilakukan di Ono-Ha Itto-ryu Kenjutsu. Semua bukti-bukti mengarah kepada suatu kesimpulan bahwa seni Daito-ryu dari Takeda merupakan suatu perpaduan dari pengalamannya yang luas dalam memberikan pelatihan dan inovasi-inovasi teknis sebagaimana adanya mereka yang merupakan suatu kelanjutan tetap dari tradisi bela diri suku Aizu.

Salah satu murid Takeda adalah Morehei Ueshiba, yang merupakan penemu dari Aikido. Ueshiba yang dilahirkan pada tanggal 14 Desember 1882 bertemu dengan Takeda tahun 1915 setelah menghadiri suatu seminar selama 10 hari yang diadakan oleh Takeda. Ia sangat terkesan melihat teknik-teknik Takeda sehingga dia langsung mempelajari Daito-ryu. Sebagai tambahan, Ueshiba juga mempelajari Kito-ryu Jujitsu, Yagyu Shinkage-ryu Kenjutsu dan ilmu bela diri lainnya yang menggunakan tangan kosong atau senjata.

Ueshiba adalah orang yang juga mempelajari spiritual secara mendalam dan pengikut dari sekte Omotokyo dari agama Shinto. Karena itu pengembangan Aikido sangat dipengaruhi oleh kepercayaan sekte Omotokyo ini.Pada tahun 1931, Ueshiba mendirikan Kobukan dojo atau dojo "neraka". Saat itu adalah ketika Ueshiba mencapai puncak kejayaan fisiknya. Salah satu dari murid-muridnya pada waktu itu adalah Gozo Shioda yang kemudian mendirikan Yoshinkan Aikido.Ueshiba sangat dihargai oleh ahli-ahli bela diri lainnya pada waktu itu termasuk Jigoro Kano (pendiri Judo) yang mengirim banyak murid-murid Judonya yang hebat untuk mempelajari Aikido. Termasuk dalam hal ini Kenji Tomiki, yang kemudian mengembangkan suatu olah raga dengan mengambil style Aikido-Tomiki dan Mochizuki Minoru yang membentuk Yoseikan Budo. Tahun 1942, Ueshiba pindah ke Iwama dimana Ia membuka sebuah dojo dan mendirikan tempat suci Aiki. Pada tahun 1945, Aikikai didirikan walaupun semua bentuk Budo telah dilarang setelah perang dunia ke dua. Pusat dojo Aikikai di dirikan di Tokyo walaupun Ueshiba tetap tinggal di dojo di Iwama. Dojo yang di Tokyo di urus oleh anaknya Kisshomaru (1921-1999) dan instruktur-instruktur utama lainnya Tohei Kohici yang kemudian membentuk Shin-shin Toitsu Aikido (lebih terkenal dengan nama Ki Society Aikido)

Pada tanggal 26 April 1969, Sensei Morehei Ueshiba meninggal pada umur 86. Ueshiba Sensei telah meninggalkan teknik bela diri dan ajaran tentang spirit yang sekarang diajarkan di seluruh dunia.

Sumber: www.aikidoshudokanindonesia.com

VCD Beladiri Tangan Kosong

VCD Beladiri Tangan Kosong
Kumpulan Koleksi VCD Seni Beladiri